Kesalahan-Kesalahan Umum Ketika Recording


Untuk mendapatkan hasil rekaman yang baik, memerlukan keseimbangan yang baik antara musisi, engineer dan peralatannya. Rumusnya adalah:
Good talent + Good Equipment + Good Engineer = Best Sound
Sangat sederhana, musisi yang bagus dihadapkan dengan instrument musik dan alat rekaman yang baik, lalu dibantu oleh campur tangan engineer yang bagus akan menghasilkan karya musik audio yang bagus juga :)
Anggapan dan Kesalahan Musisi ketika Recording
Hal terpenting dari sebuah karya musikal adalah “Good Talent”. Bagaimana materi lagu tersebut dan siapa yang memainkannya (musisinya), anggapan para musisi yang salah pada proses recording mengakibatkan hasil rekaman lagu mereka tidak seperti yang diinginkan. Berikut kesalahan-kesalahan musisi/player yang sering terjadi ketika recording:
1. Materi Lagu Belum Fix.
Arransement, struktur lagu dan berbagai macam isi dari lagu yang belum selesai akan membuat proses rekaman memakan waktu dan tidak efektif. Saat sudah masuk studio rekaman sebaiknya berpikirlah bahwa lagu sudah selesai, sekarang waktunya mengemas, merekam dan mengabadikan lagu tersebut. Anda juga dapat melihat tipsnya di artikel Persiapan Sebelum Lagu Direkam.
2. Kurang Melek Proses-Proses di Dalam Recording
Rekaman merupakan bagian dari seni musik, musisi juga harus mengerti tentang dunia rekaman, minimal mengetahui sedikit wawasan mengenai teknis sebuah lagu direkam, di edit hingga menjadi file audio yang layak didengar. Kurangnya pengetahuan ini akan mengakibatkan komunikasi antara musisi dan engineer tidak berjalan dengan baik, contoh:
  • Biasanya musisi sering meminta menambah merekam instrument ketika sudah mixing, padahal merekam tersebut ada pada proses tracking, dan 2 proses tersebut tidak dapat dicampur aduk.
  • Musisi meminta memberikan efek tertentu untuk instrument ketika mastering. Hal tersebut jelas tidak dapat dilakukan, karena mastering tidak lagi bekerja menggunakan audio multitrack, tapi hanya 1 file stereo.
3. Musisi Beranggapan Bahwa Banyak Keajaiban Di Studio Rekaman
Musisi kadang merekam instrument mereka seadanya dan beranggapan nanti bisa diedit dan disulap jadi bagus. Ketahuilah bahwa tidak ada satu alat pun di studio recording yang dapat menyulap atau menyihir rekaman buruk menjadi bagus. Semua peralatan di dalam studio rekaman dijalankan secara manual, jangan beranggapan bahwa banyak alat/efek yang diproses secara auto. Contoh;
Drumer bermain banyak yang lepas tempo, gitar bermain dengan picking
yang kotor, bassis tidak memperhatikan tempo dan kestabilan power,
vocal bernyanyi banyak menjangkau nada-nada fals/sumbang,
dan lain-lain.
Seorang engineer untuk dapat membuat audio lagu yang bagus harus bekerja dengan bahan yang bagus, di studio rekaman manapun, di studio recording profesional atau home recording tidak dapat membuat materi buruk menjadi terdengar bagus. Engineer mungkin dapat melakukan editing, tapi tidak akan dapat merubah materi buruk tersebut. Maka tanamkan dalam benak anda
Bermain sebagus mungkin, karena permainan saya akan diabadikan dan
dingarkan secara luas. Bermain sesempurna mungkin, karena engineer
tidak dapat melakukan banyak hal untuk permainan yang buruk.
4. Kurang Komunikasi Dengan Engineer
Engineer memerlukan banyak wawasan mengenai lagu anda, seperti mau dibuat seperti apa, gitar akan diberikan efek apa, suara snare seperti apa karakternya dan lain sebagainya. Selain itu, kurangnya komunikasi akan membuat musisi merasa tidak akrab dan merasa tidak nyaman berada di ruangan studio recording, hal itu mengakibatkan musisi berpikir banyak hal dan sangat tidak efektif.
Kesalahan-Kesalahan Umum Engineer Ketika Recording
1.Mengabaikan Materi Lagu Yang Buruk
Materi lagu yang buruk dari segi musikal akan membuat pengerjaan tracking, mixing dan mastering susah dan terlalu memaksakan. Sebaiknya mulailah dengan materi musik yang bagus.
2. Instrument musik yang buruk.
Gitar, bass, drum dan instrument musik yang akan digunakan untuk merekam harus diperhatikan kondisi kelayakannya, selain itu tiap-tiap instrument tersebut harus disetting hingga tune. Jangan beranggapan sound tersebut dapat diedit atau disulap nantinya, karena pekerjaan itu sangat membuang waktu dan tidak akan maksimal.
3. Posisi mic yang salah.
Semua instrument yang direkam menggunakan mic sangat dipengaruhi bagaimana dan dimana penempatan mic tersebut, ada teknik khusus dalam mic position.
4. Terlalu banyak menggunakan EQ.
Sebelum menggunakan EQ tentukan dulu kebutuhannya, jangan terlalu banyak cutting dan boosting tanpa alasan yang jelas. Gunakanlah EQ seperlunya, bukan untuk memanipulasi sound. Lihat Tabel Tips Meng-Equalizer Frequency.
5. Clipping.
Memaksakan sound yang direkam dengan kondisi clipping bukan hanya membuat audio menjadi distort dan kotor, tapi juga bisa merusak equipment recording seperti speaker monitor.
6. Tidak menggunakan speaker monitor recommended.
Penggunaan speaker hi-fi atau speaker rumahan untuk monitoring ketika recording sangat tidak dianjurkan, gunakanlah speaker yang recommended untuk audio recording, speaker yang baik sangat memprioritaskan akurasi.
7. Overconvidence.
Percaya diri sangat penting, tapi terlalu percaya diri akan membuat pekerjaan audio kita menjadi salah kaprah. Jika kita bekerja untuk klien, tanyakan lebih banyak kepada klien tentang project yang kita kerjakan, dan banyak-banyaklah mendengarkan CD referensi.
Dengan meminimalisir kesalahan-kesalahan yang sering terjadi antara musisi dan engineer seperti di atas, pekerjaan yang dilakukan di dalam studio recording akan berjalan dengan baik dan menghasilkan karya audio yang baik.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More