Istilah-Istilah Akustik


Berikut ini adalah daftar kata dan istilah akustik yang sering digunakan dan ditanyakan, istilah ini didefinisikan/diartikan dengan bahasa indonesia oleh Hadi Sumoro Master (S2) di bidang ‘Acoustics’ di Peabody Conservatory of Music, Baltimore, USA.
Absorber/penyerap – menunjukkan penyerap suara, seperti foam, glaswol atau bahan seperti itu. Biasanya, range penyerapannya mid to high.
Absorption coefficient – koefisien penyerapan suara dari suatu bahan, diukur di labolatorium.
Bass Trap – absorber untuk freq rendah.
Broadband absorber atau Broadband bass trap – broadband artinya luas … menunjukkan penyerapan yang menyerap dengan range frekuensi besar (diatas 5 oktaf biasanya), dan karena low freq paling susah di serap, biasanya sering di sebut broadband bass trap karena bass trap bisa di “tweak” menjadi absorber juga.
Diffuser/diffusor – penyebar suara.
Early reflections – pantulan2 awal, yang biasanya datang sebelum 50ms dari energi utama sumber suara.
Flanking - peristiwa memutarnya suara (tembus keruangan sebelah), misalnya lewat plafon, A/C duct, sela-sela pintu, dll.
Floating floor – lantai yang mengambang (ada rangka lagi dibawah lantai interior).
Flutter Echo – pantulan mid-high freq bolak balik (karena 2 atau lebih dinding yang paralel). Flutter echo bisa “memperpanjang” reverb time dari suatu ruangan.
Focused reflection – pantulan2 suara yang “berkumpul” pada area tertentu.
Frequency – Banyaknya getaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan satuan hertz -> dalam 1 detik. Dengan satuan rpm – per menit, dsb dsb.
Gobo – Penghalang suara portable, baisanya banyak di jumpai di live room studio. Permukaannya bisa bersifat reflective, absorptive atau diffusive.
Hearing Loss - kerusakan pada indera pendengaran (dibahas secara luas di buku Berisik!!)
Inverse square law – peristiwa penurunan suara (direct sound) sebanyak 6dB tiap mendobel jarak tempuh nya.
ITD/ Initial time delay – sering di sebut pre-delay dalam dunia audio, adalah lama waktu untuk pantulan pertama datang ke telinga setelah energi utama di terima (adalah bagian dari reverb time, dan tidak mempengaruhi lama reverb time). Reverb time 1s, mungkin mempunyai ITD 5ms, atau 15ms, atau 20ms, dll.
Late reflections – pantulan2 awal yang biasanya datang setelah 50ms dari energi utama sumber suara.
LEDE – live end dead end – salah saatu desain akustik control room dimana 1/2bagian ditreat mati (banyak penyerapan suara), dan 1/2 ditreat “hidup” (reflective atau banyak diffuser).
Membrane absorber – absorber yang berbentuk seperti lapisan tipis. Misalnya dinding gypsum yang tipis, bisa menyerap low freq dengan range yang sempit. Rata2 range nya sangat sempit.
Modal freq – frequency2 yang terkena pengaruh resonansi ruangan.
ms – milisecond = mili detik = 1/1000 detik.
NC – noise criteria – mendeskripsikan tingginya background noise. Makin rendah makin baik.
Noise dose – dosis noisy yang boleh kita dengar dalam jangka waktu tertentu.
NRC – noise reduction coefficient – rata-rata koefisien penyerapan suatu bahan 250, 500, 1000 dan 2000 Hz.
Peredam – TIDAK JELAS … apakah penyerap suara? atau penghalang suara? Mungkin lebih ke arah peredam, tapi usahakan lebih detail untuk menggunakan kata ini
Porous absorber – absorber yang ber pori2, seperti foam (open cell), glaswol, dll.
Reflection – pantulan.
Reflective – bersifat memantulan suara. Materi harus padat keras dan tidak ber pori-pori.
Resonator – biasanya merujuk ke tuned bass trap, adalah sebuah dinding, atau system (dinding/kotak yang di lubangi) dan mempunyai penyerapan yang sempit.
Reverberation time/reverb time – waktu yang diperlukan oleh suara untuk drop 60dB dari energi utama nya. Reverberation adalah pantulan-pantulan suara, yang sering dibagi menjadi early dan late reflections.
RFZ – reflection free zone – desain control room dimana daerah sweetspot “bebas” dari pantulan, dan semua pantulan di arahkan ke dinding belakang. bentuk ruangannya seperti diamond/segi lima gitu kalau dilihat dari denah nya.
Room modes – resonansi ruangan yang menyebabkan beberapa freq menjadi tidak rata pada spot2 tertentu. Freq2 tsb dinamakan modal frequency. Silahkan lihat buku berisik!! untuk banyak pembahasan tentang ini.
Speech Intelligibility – seberapa baik reproduksi suara oleh suatu sound system (dalam suatu ruangan) di translasi dan dimengerti kita (apakah kita bisa mengerti apa yang sedang dibicarakan?).
SPL – sound pressure level – kekuatan tekanan suara (diukur dengan dB).
SPL meter – alat untuk mengukur SPL/tekanan suara.
Standing wave – Gelombang suara yang dipantulkan bolak -balik, biasanya merujuk ke freq rendah (jika freq tinggi, baisanya di sebut flutter echo).
STC – sound transmission class – Adalah satuan untuk mengukur/menilai kemampuan bahan/materi untuk menghalangi suara shg tidak tembus. Makin tinggi makin baik.
Transmission loss – STC (lihat STC) adalah satu nomer yang diambil dari grafik transmission loss. TL menunjukkan kekuatan materi untuk menahan/menghalangi suara pada rentang frekuensi tertentu.
Tuned bass trap – bass trap yang di tuning untuk freq range yang sempit.
Weighting – seperti dB(A), dB©, adalah kurva tertentu (ibaratnya seperti EQ) terhadap suara yang dianalisa/diamati, … untuk mendapatkan spektrum tersendiri. Misalnya dB(A), adalah weighting (anggeplah seperti EQ) pada suara yang diamati/analisa untuk bisa kita ketahui satu nomer, dan nomer ini biasanya digunakan dalam hearing safety/noise dose.
Wavelength – panjang gelombang
sumber: http://musiktek.com

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More